Kamis, 09 Oktober 2014

Lanjutan kisah anak korban tsunami Episode Roja dan Sholin

Dan.. kembali suara telefon genggam saya berbunyi..informasi demi informasi diterima dan coba terus ditelusuri,bahkan semua keluarga seperti bergerak tampa sadar untuk terus menggali sekecil apapun keterangan yang diperoleh tentang keberadaan Roja dan Arif.Beberapa hari menjelang Idul Fitri Ayah Septi R dan Ibu Jamaliyah kembali ke daerah Pulau kayu Susoh Blang Pidie untuk bernegosiasi dengan pihak keluarga yang mengaku telah merawat Roja selama ini, agar Roja di ijinkan untuk berkumpul bersama keluarganya yang terpisah selama 10 tahun.Keberadaan Roja diketahui setelah saudara dari Ibu Jamaliah yang tidak lain adalah pamannya sendiri ,yaitu Bapak Jainudin.Suatu hari diawal Bulan juli Jainudin berbincang dengan salah seorang warga di Blang pidie dan dari perbincangan tersebut adalah bapak Yang dipanggil Ruoh ini, mengatakan bahwa Roja alias Wenni adalah anak korban tsunami yang ditemukan terdampar di pinggir pantai.Kemudian oleh sang paman Jainudin mengatakan bahwa dulu keponakannya hilang saat tsunami juga dan mereka adalah sepasang anak laki laki dan perempuan.tampa menunggu lagi jainudin ingin bertemu dengan Roja yang saat itu kesehariannya memulung barang bekas, mencari kerang dan menjualnya ke pasar sehabis pulang dari sekolah.Saat ituterjadilah apa yang dikehendaki Allah, sang paman sangat terkejut ternyata roja alias wenni sangat mirip dengan adik iparnya yaitu ayah wenni. Paman jainudin kembali membuat pertemuan dengan warga yang bernama Rouh untuk memperlihatkan foto saat kecil dua keponakannya itu, apa yang terjadi ?sahabat tunggu kisah selanjutnya..

Kamis, 02 Oktober 2014

lanjutan kisah anak korban tsunami...

Hari terus berlalu waktu demi waktu, hari dan bahkan tahun telah berganti..
tiada asa yang tersisa untuk mengingat semua yang telah terjadi, hanya kepasrahan atas kehendak sang pemilik alam semesta ,takdir yang telah tertulis dan air mata yang telah kering..,semua menjadi sisa kekuatan menjalani kehidupan ini bagi tubuh yang bernyawa.Allah y Rabb..kami hanya makhluk dan kami tidak dapat melihatMu ,akan tetapi kami yakin bahwa engkau melihat kami setiap saat dalam segala kejadian ,bangun ,tidur dan berdiri, bahkan saat kami bersunyi diri.
Kun fayakun" jika Ia berkata jadi, maka jadilah",dan entah itu Mukjizat atau Do'a kedua orang tua yang di Ijabah, ataupun Do'a dua anak manusia yang terdholimi,yang mengalami pergulatan hidup sangat tragis di bagian kehidupan bumi manusia.Akhir Juli 2014 ,telpon genggam saya berbunyi, kiranya sang Ibunda yang jauh di kampung halaman Nanggroe Aceh Darussalam memberi kabar tentang informasi bahwa keponakanku yang hilang saat tsunami ternyata masih hidup.
Seketika pyuaarrrr byuaaar...,semua perasaan jadi membuncah..'ada tangis kebahagiaan ,bulu kuduk berdiri, ada rasa keagungan ilahi, akhirnya tangispun pecah tak terbendung...Amin y Allah sujud syukur aku panjatkan.Namun sesaat terdiam ,..suara di telpon mengatakan bahwa hanya "Roja, yang diketahui keberadaannya, sedangkan Sholin ( Arif ) belum diketahui.Sejak saat itu phonselku sangat aktif ,tak kenal waktu untuk terus menerima dan memberi informasi tentang dua keponakanku itu (roja dan sholin).Pulau banyak adalah wilayah yang pertama sekali aku ketahui melalui informasi dari Ibu Jamaliayah yang tak lain adalah adik sepupuku"Ibu dari Roja dan Arif".Sementara keluarga mengurus untuk kepulangan Roja yang ternyata banyak menuai persoalan, terjadi konflik dan proses tidak mudah,karena di halangi oleh pihak keluarga yang mengaku telah mengurus dan membesarkannya.Informasi demi informasi terus kami telusuri, dan Alhamdulillah share ku melalui status FB mendapat respon positif dari semua teman,keluarga, media.Salah satu Almamater di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Pante Kulu Banda Aceh,memberi nama Ayah salah seorang teman yang berdomisili di Pulau banyak Singkil Aceh Selatan, trimakasih Pahlevi dan Bapak Tachsis yang saya hormati ,saya mohon maaf telah mengganggu waktu bapak, dan juga meminta bantuan untuk mencari jejak sholin saat itu' dan hingga saat ini saya belum bisa menghubungi bapak kembali untuk menyampaikan bahwa sholin sudah ditemukan,....trimakasih pak Tachsis. Sahabat kisah ini masih akan saya lanjutkan, karena kiranya mungkin di lain tempat ada yang mengalami hal yang sama, smoga melalui tulisan saya ada nilai positif atau pengalaman berharga yang bisa di ambil menjadi suatu pembelajaran. ..tunggu lanjutan kisahnya..

Minggu, 28 September 2014

Kisah Anak korban Tsunami hilang 26 desember 2004 ditemukan kembali 18 agustus 2014

Amaaaak !!!!!! panggilan yang sudah 10 tahun tak terdengar, dan memang sudah tiada harapan untuk mendengarkan suara kecil itu lagi.Tidak seperti selayaknya anak anak kecil yang lain, bebas menikmati hari dan waktu yang tersaji di tengah derai tawa dan kasih sayang dari kedua orang tua. Inilah kisah Arif dan Roja# kisah tragis # diantara sekian banyak anak yang menjadi korban dasyatnya gempa dan terjangan tsunami pada Minggu 26 desember 2004 lalu yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam, Philipina, Thailand, Srilangka, dan lainnya.Arif Pratama Rangkuti saat itu berusia 7 tahun dan Rhodatul Jannah 4 tahun diletakkan oleh Ayahnya kala itu diatas sebilah papan untuk menyelamatkan anaknya, namun apa dikata  ketika sang ayah tersadar,dia sudah tidak melihat kedua buah hatinya lagi karena terbawa dasyatnya terjangan tsunami. Berawal dari sini kisah tragis yang menimpa Arif dan Roja pun terjadi.Duka dan kesedihan menyelimuti keluarga ini, yang tinggal hanyalah kekuatan do'a dan sedikit harapan untuk bertahan hidup.Pasrah dengan apa yang terjadi dan ketentuan Ilahi tinggalah ayah Septi Rangkuti, Ibu Jamaliyah, dan Abang Jahri si sulung. Mereka pun akhirnya hijrah kedaerah Tapanuli Selatan Sumatra Utara ,kampung halaman sang Ayah.Perjuangan hidup yang tidak mudah juga mereka tempuh dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk bertahan menyambung hidup.Tapi siapa yang menyangka kuasa Allah bahwa kehendak dan takdir bicara,dibelahan bumi yang lain Allah sedang menatap ,"menggenggam kehidupan 2 anak manusia yang terpisah dari orang tuanya",mereka menempuh kehidupan yang sangat keras dan tragis..., ikuti kisah selanjutnya ..di Blog saya ..sahabat