Kamis, 02 Oktober 2014

lanjutan kisah anak korban tsunami...

Hari terus berlalu waktu demi waktu, hari dan bahkan tahun telah berganti..
tiada asa yang tersisa untuk mengingat semua yang telah terjadi, hanya kepasrahan atas kehendak sang pemilik alam semesta ,takdir yang telah tertulis dan air mata yang telah kering..,semua menjadi sisa kekuatan menjalani kehidupan ini bagi tubuh yang bernyawa.Allah y Rabb..kami hanya makhluk dan kami tidak dapat melihatMu ,akan tetapi kami yakin bahwa engkau melihat kami setiap saat dalam segala kejadian ,bangun ,tidur dan berdiri, bahkan saat kami bersunyi diri.
Kun fayakun" jika Ia berkata jadi, maka jadilah",dan entah itu Mukjizat atau Do'a kedua orang tua yang di Ijabah, ataupun Do'a dua anak manusia yang terdholimi,yang mengalami pergulatan hidup sangat tragis di bagian kehidupan bumi manusia.Akhir Juli 2014 ,telpon genggam saya berbunyi, kiranya sang Ibunda yang jauh di kampung halaman Nanggroe Aceh Darussalam memberi kabar tentang informasi bahwa keponakanku yang hilang saat tsunami ternyata masih hidup.
Seketika pyuaarrrr byuaaar...,semua perasaan jadi membuncah..'ada tangis kebahagiaan ,bulu kuduk berdiri, ada rasa keagungan ilahi, akhirnya tangispun pecah tak terbendung...Amin y Allah sujud syukur aku panjatkan.Namun sesaat terdiam ,..suara di telpon mengatakan bahwa hanya "Roja, yang diketahui keberadaannya, sedangkan Sholin ( Arif ) belum diketahui.Sejak saat itu phonselku sangat aktif ,tak kenal waktu untuk terus menerima dan memberi informasi tentang dua keponakanku itu (roja dan sholin).Pulau banyak adalah wilayah yang pertama sekali aku ketahui melalui informasi dari Ibu Jamaliayah yang tak lain adalah adik sepupuku"Ibu dari Roja dan Arif".Sementara keluarga mengurus untuk kepulangan Roja yang ternyata banyak menuai persoalan, terjadi konflik dan proses tidak mudah,karena di halangi oleh pihak keluarga yang mengaku telah mengurus dan membesarkannya.Informasi demi informasi terus kami telusuri, dan Alhamdulillah share ku melalui status FB mendapat respon positif dari semua teman,keluarga, media.Salah satu Almamater di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Pante Kulu Banda Aceh,memberi nama Ayah salah seorang teman yang berdomisili di Pulau banyak Singkil Aceh Selatan, trimakasih Pahlevi dan Bapak Tachsis yang saya hormati ,saya mohon maaf telah mengganggu waktu bapak, dan juga meminta bantuan untuk mencari jejak sholin saat itu' dan hingga saat ini saya belum bisa menghubungi bapak kembali untuk menyampaikan bahwa sholin sudah ditemukan,....trimakasih pak Tachsis. Sahabat kisah ini masih akan saya lanjutkan, karena kiranya mungkin di lain tempat ada yang mengalami hal yang sama, smoga melalui tulisan saya ada nilai positif atau pengalaman berharga yang bisa di ambil menjadi suatu pembelajaran. ..tunggu lanjutan kisahnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar